Wednesday, August 19, 2015

Kembali ke Jerman

Bismillahirrahmaanirrahiim,

wah rasanya udah lama ga nulis nih hehe. Gimana kabar saudara2 semua? mudah2an sehat, tetap enerjik dan semangat dalam berkarya :)

Saat ini saya sudah kembali ke Jerman, tepatnya di kota Halle (Saale), tempat saya mengikuti program Studienkolleg sebelumnya. Nah, saya mau berbagi beberapa hal menarik yang sudah Allah siapkan diperjalanan saya kembali ke Jerman ini.


Saya naik pesawat 2 kali (1 kali transit). Penerbangan pertama saya dari bandara Cengkareng ke Hamad di Doha, Qatar memakan waktu sekitar 8 jam. Waktu sedang diruang tunggu bandara Cengkareng, tiba2 nama saya dipanggil. Alhamdulillah, ternyata tiket saya diupgrade ke business class. Rejeki anak sholeh, hehe :P 

Nah, selama penerbangan, saya duduk di sebelah seorang bapak yang usianya udah ngga muda lagi, tapi masih enerjik dan keliatannya tenang, ngga ada beban. Saya ngobrol2 deh ama si bapak. Ternyata bapak ini seorang pengusaha dari Arab Saudi. Beliau punya bisnis di Indonesia, Vietnam, dan beberapa negara lain. Beliau pun bisa berbahasa Indonesia dengan sangat lancar. Beliau pulang ke negaranya karena pamannya meninggal dunia. Innalillahi wa innailaihi raji'uun. Beliau mengambil penerbangan pertama dan business class seharga 8000 riyal atau sekitar 30juta rupiah (Wah kaya banget lah sepertinya ya, namanya juga businessman).

Dalam diskusi kami, berikut beberapa pertanyaan yang berkesan dan saya ingat :
Saya : "Pak, saya juga kepengen jadi entrepreneur, gimana ya caranya pak?".
Bapak : "Kalo kamu ingin sesuatu, bayangkan sesuatu itu adalah sesuatu yang benar2 kamu inginkan, misalnya cewek. Bayangkan dia itu cewek yang paling cantik, dan kamu ingin dia. Nah seperti itu kamu kejar mimpimu. Terus yang kedua kamu harus sabar. Namanya business pasti ada yang namanya pasang surut. Misalkan kamu punya gelas. Terus gelas kamu jatuh dan pecah. Kamu sedih, ya wajar. Tapi abis itu apa? Apa kamu tetap sedih karena gelas itu pecah, atau kamu akan pikirkan cara gimana bisa dapat gelas baru yang lebih baik dari gelas kamu punya sebelumnya? Yang ketiga, jangan pernah ambil hak orang. Kalau misalnya kamu kaya karena nipu, mungkin hari ini kamu kaya, tapi 1 - 2 hari lagi kamu dipenjara. Habis, hilang semua harta yang kamu kumpulkan itu."

Saya : "Apa bapak pernah stress dalam menghadapi bermacam persoalan?"
Bapak : "Kalau ada suatu masalah yang menghadang saya, saya cuma bilang, 'Laa ilaa ha illallah, Muhammadarrasulullah' dengan keras, nanti InsyaAllah stress saya hilang"

Saya : "Gimana tanggapan bapak terhadap Indonesia?"
Bapak : "Saya senang di Indonesia, bahkan saya sudah anggap seperti negara saya sendiri, orang2nya seperti keluarga saya sendiri. Hanya satu yang saya tidak senang. Di Indonesia perempuan banyak yang seperti tidak ada harganya. Cowoknya cukup bilang, jangan takut nanti aku nikahi kamu. Dengan modal itu saja dia berikan perawannya pada orang. Di saudi, kalau ada perempuan yang sudah tidak perawan, terus baru ketahuan setelah menikah, langsung diceraikan dan gak ada satu orang pun yang mau lagi sama dia."

Selama perjalanan pun, si bapak beberapa kali mengucapkan 'Laa ilaa ha illallah, Muhammadarrasulullah' dengan keras (gak teriak juga maksudnya). MasyaAllah, sungguh mulia orang2 yang selalu mendekatkan diri kepada Allah.


Penerbangan kedua saya dari Doha ke Berlin memakan waktu sekitar 6 jam. Waktu itu udah banyak orang Jerman. Kebanyakan abis pulang liburan. Saya canggung karena udah lama gak ngomong bahasa Jerman, tapi udah mau nyampe lagi disana. Tapi memang Allah selalu punya rencana. Saya duduk di sebelah seorang bapak berkewarganegaraan Jerman yang baru kembali dari Sri Lanka sehabis liburan bersama keluarganya. Sepanjang perjalanan, bapak itu hampir ga pernah duduk di kursinya. Beliau selalu mondar - mandir mehratiin istri dan anak2nya. Disini saya belajar banyak sekali. Kondisinya pas sekali waktu itu saya lagi baca buku Habibie & Ainun yang sarat akan cinta dalam keluarga, jadi makin kerasa.

Setelah perjalanan tinggal sekitar 2 jam barulah beliau duduk agak lama. Waktu itu kami ngobrol pake bahasa inggris. Saya ceritakan latar belakang saya, dan banyak nanya2 juga soal kegiatan bapak itu. Saya ceritakan juga bahwa saya canggung berbahasa Jerman lagi karena udah lama ga dipake. Si bapak trus cerita kalo dulu beliau pernah ke Spanyol untuk program pertukaran pelajar. Waktu kesana cuma bisa 4 atau 5 kata, dan harus hidup ditengah2 orang Spanyol tanpa satu orang kenalan pun. Dan ternyata bisa survive. Kuncinya, emang harus hidup ditengah2 mereka dan jangan pernah takut salah untuk ngomong. Mereka kan tau kalo kita orang luar, jadi wajar aja kalo kita ngga terlalu bisa bahasa mereka. Namun kemauan kita untuk belajar bahasa mereka, biasanya akan diapresiasi tinggi.

Sepanjang sisa perjalanan pun saya akhirnya ngomong bahasa Jerman dengan bapak itu. Ini sangat membantu menghilangkan canggung yang gentayangan pada diri saya sebelumnya. Ternyata kalo udah ngomong, ya let it flow aja. Salah benar mah urusan belakangan, hehe.

Saya nyampe di tempat tujuan sekitar jam 1 malam setelah menempuh sekitar 28 jam perjalanan. Lelah memang, tapi pelajaran selama di perjalanan saya rasa sangat berharga. Alhamdulillah.
Mudah2an kita semua bisa ambil hikmahnya, aamiin.

Sekian dulu, tetap semangat dan terus berkarya!!

1 comment:

  1. Alhamdulillah... ternyata perjalanannya lancar dan sarat hikmah ya dek. Semoga Allah berikan lebih banyak hikmah, siapkan kekuatan untuk hadapi tantangan, alirkan hidayah dan petunjukNya sebagai pegangan selama perjalanan disana. Kami doakan dari sini, kami doakan dari hati..

    *Sambil nunggu postingan baru dalam bahasa Inggris/Jerman 😌😙😛😛*

    Salam terhangat,
    Kk❤

    ReplyDelete