Thursday, July 30, 2015

Kisah Konglomerat dan Tukang Kayu

Bismillahirrahmaanirrahiim,

lagi scroll2 fb, terhenti di sebuah artikel yang unik. Sebenarnya ini cerita udah lama, mungkin sebagian dari saudara2 udah pernah baca. Gapapa ya, siapa tau kalo baca lagi ada hikmahnya, dan buat yang belum, silahkan dibaca :)

***

Ini adalah sebuah dongeng tentang seorang konglomerat yang sebelum meninggal dunia meninggalkan sebuah surat wasiat.
Surat wasiat tersebut berbunyi : "Barang siapa yang mau menemaniku di dalam kubur selama 40 hari setelah kematianku, akan kuwariskan separuh dari harta warisanku." Ditanyakanlah hal tersebut kepada anak-anaknya. Mereka menjawab, "Mana mungkin kami sanggup menemani ayah, karena pada saat itu ayah sudah menjadi mayat". Lalu ditanyakan lagi kepada saudara2nya, dan mereka menjawab, "Apakah engkau sudah gila? Mana ada orang yang mau tinggal selama itu bersama mayat di dalam tanah!". Dengan sedih, sang konglomerat memanggil ajudannya dan penawaran tersebut diumumkan ke seluruh negeri.

Akhirnya sampailah waktunya sang konglomerat dipanggil untuk menghadap Allah. Kuburnya dihias dengan megah laksana sebuah tempat peristirahatan termewah lengkap dengan seluruh perabotannya.

Seorang tukang kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman tersebut. Dia bertanya kepada istrinya apakah sebaiknya dia mengambil kesempatan itu atau tidak. Istrinya berkata, "Wahai suamiku, apalah artinya menjaga mayat selama 40 hari dibandingkan pekerjaanmu sebagai penebang kayu". Akhirnya, si tukang kayu dengan tergesa-gesa datang ke rumah sang konglomerat dan memberitahukan para ahli waris akan kesanggupannya menemani mayat sang konglomerat di dalam kubur.

Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah sang konglomerat. Si tukang kayu pun ikut turun ke liang lahat bersama kapaknya yang sehari-hari ia gunakan untuk mencari nafkah. Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman tersebut, datanglah malaikat Mungkar dan Nakir. Menyadari siapa yang datang, si tukang kayu menjauhkan diri dari mayat sang konglomerat. Namun kedua malaikat tersebut malah menuju ke arah si tukang kayu dan bertanya;

Malaikat (M) : "Apa yang kau lakukan disini?"
Tukang Kayu (T) :"Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari harta wasiatnya."
M : "Apa harta yang kau miliki sekarang?"
T  : "Aku hanya memiliki sebatang kapak ini untuk mencari nafkah."
M : "Darimana kau mendapatkannya?"
T  : "Aku membelinya."

Lalu pergilah Mungkar dan Nakir di hari pertama dari kubur tersebut. Hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya kepada si tukang kayu;

M : "Apa yang kau kerjakan dengan kapakmu ini?"
T  : "Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar untuk dijual."

Hari ketiga mereka datang lagi.

M : "Pohon siapa yang kau tebang dengan kapak ini?"
T  : "Aku menebang pohon di hutan belantara jadi tidak ada yang memilikinya."
M : "Apa kau yakin?"

Kemudian mereka menghilang dan datang lagi di hari keempat.

M : "Adakah pohon yang kau tebang tersebut sesuai ukurannya dan sama beratnya untuk dijual?"
T  : "Aku hanya mengira-ngira saja. Mana mungkin ukurannya sama rata."

Kedua malaikat tersebut datang dan pergi hingga tak terasa telah 39 hari dan hal yang mereka tanyakan masih seputar kapak tersebut.

Di hari yang ke 40 datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi kepada si tukang kayu. Mereka berkata, "Hari ini kami akan kembali bertanya tentang kapak ini." Belum sempat Mungkar dan Nakir bertanya, si tukang kayu melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sudah banyak orang yang menunggu kehadiran si tukang kayu. Namun si tukang kayu dengan tergesa-gesa keluar dan meninggalkan mereka semua sambil berkata, "Ambillah seluruh bagian harta warisan itu oleh kalian, aku sudah tidak menginginkannya lagi."

Sesampainya dirumah, sang istri bertanya kepada si tukang kayu, "Wahai suamiku, dimanakah setengah harta warisan konglomerat tersebut?". Si tukang kayu pun menjawab, "Aku tidak menginginkannya lagi. Di dunia ini harta yang kumiliki hanya sebatang kapak ini, tapi malaikat Mungkar dan Nakir datang dan pergi untuk bertanya mengenai hartaku dan hingga hari ke 40 yang mereka persoalkan masih saja seputar kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak. Entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya."

***

Sahabat Rasulullah saw yang paling kaya ialah Abdul Rahman bin Auf ra. Beliau dikatakan adalah sahabat yang paling terakhir masuk surga karena lamanya masa yang digunakan untuk menghisab beliau, seperti dari riwayat Aisyah ra yg pernah mendengar Rasullullah SAW bersabda "Kulihat Abdurrahman bin’Auf masuk surga dengan perlahan-lahan (merangkak)!” (HR Bukhari)

Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, "Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya & kemana dibelanjakannya & ilmunya sejauh mana diamalkan" (HR. Turmudzi)

Nah saudara2, emang ini cuma dongeng. Sampai sekarang saya belum pernah denger ada yang cerita gimana rasanya ditanya sama malaikat di dalam kubur. Serem juga sih kalo ada yang pernah denger.
Yang penting kan moralnya. Kalau menurut saya, intinya bukan berarti gak boleh jadi orang kaya. Tapi, jangan sampai hartanya diperoleh dari cara2 yang ngga halal dan ngga berkah. Terus kalo udah punya harta, dipake buat apa hartanya. Kalo sekedar disimpan2 ntar kena juga lho.

 "Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu". (Q.S At-Taubah [9] : 34-35)

Jangan lupa hak-hak orang2 yang telah diatur dalam Islam. Banyak2 sedekah juga. Lebih keren lagi kalau hartanya dipake dalam bentuk aksi2 nyata, misalnya bangun sekolah, sehingga kita bisa mencerdaskan masyarakat. Kalo sedekah aja, ntar uangnya abis dipake buat makan doang. Tapi kalo kita bangun sekolah, terus kita ngajarin gimana cara cari uang yang halal dan barokah, wah MasyaAllah itu pahala dari uang sama ilmunya luar biasa ya. Belom lagi kalo ntar mereka ngajarin orang lain, wah berlipat2 lah. Investasi jangka panjang bro.. Hehe.

Mudah2an bermanfaat,
Wallahua'lam

No comments:

Post a Comment